- The cat chased the mouse. (Kucing itu mengejar tikus.)
- I wrote a letter. (Saya menulis surat.)
- She is reading a book. (Dia sedang membaca buku.)
- The mouse was chased by the cat. (Tikus itu dikejar oleh kucing.)
- A letter was written by me. (Sebuah surat ditulis oleh saya.)
- The book is being read by her. (Buku itu sedang dibaca oleh dia.)
- Menekankan Objek: Seperti yang udah kita bahas sebelumnya, kalimat pasif memungkinkan kita untuk menekankan objek atau hasil dari tindakan. Misalnya, jika kita ingin menyoroti bahwa sebuah lukisan telah dicuri, kita bisa mengatakan "The painting was stolen," daripada "Someone stole the painting." Dalam contoh ini, fokusnya adalah pada lukisan yang dicuri, bukan pada pencurinya.
- Pelaku Tidak Diketahui atau Tidak Penting: Terkadang, kita tidak tahu siapa yang melakukan tindakan, atau siapa yang melakukannya tidak penting untuk konteks yang sedang kita bicarakan. Dalam kasus seperti ini, kalimat pasif sangat berguna. Contohnya, "The window was broken." Kita tahu ada jendela yang pecah, tapi mungkin kita tidak tahu atau tidak peduli siapa yang memecahkannya.
- Menjaga Objektivitas: Dalam tulisan formal atau ilmiah, kalimat pasif sering digunakan untuk menjaga objektivitas. Dengan tidak menyebutkan pelaku tindakan, kita bisa fokus pada fakta dan hasil tanpa terkesan menyalahkan atau memihak. Contohnya, dalam laporan penelitian, kita mungkin menulis "The data was analyzed," daripada "We analyzed the data."
- Variasi Gaya Penulisan: Menggunakan kalimat pasif sesekali dapat membantu menciptakan variasi dalam gaya penulisan kita. Terlalu banyak kalimat aktif bisa membuat tulisan terasa monoton, sementara kalimat pasif bisa memberikan ritme yang berbeda dan membuat tulisan lebih menarik.
- Identifikasi Subjek, Kata Kerja, dan Objek: Langkah pertama adalah mengidentifikasi subjek, kata kerja, dan objek dalam kalimat aktif. Ini adalah dasar untuk mengubah kalimat menjadi pasif. Misalnya, dalam kalimat "The dog ate the bone," subjeknya adalah "the dog," kata kerjanya adalah "ate," dan objeknya adalah "the bone."
- Pindahkan Objek ke Posisi Subjek: Dalam kalimat pasif, objek dari kalimat aktif akan menjadi subjek. Jadi, dalam contoh kita, "the bone" akan menjadi subjek kalimat pasif.
- Gunakan Kata Kerja Bantu "Be" dalam Tenses yang Sesuai: Kata kerja bantu "be" (is, am, are, was, were, been, being) digunakan untuk membentuk kalimat pasif. Tenses dari kata kerja bantu harus sesuai dengan tenses dari kata kerja utama dalam kalimat aktif. Misalnya, jika kalimat aktifnya dalam simple past tense ("ate"), maka kita akan menggunakan "was" atau "were" dalam kalimat pasif.
- Ubah Kata Kerja Utama ke Bentuk Past Participle: Kata kerja utama dalam kalimat aktif harus diubah ke bentuk past participle (bentuk ketiga). Bentuk past participle ini biasanya diakhiri dengan -ed (untuk kata kerja reguler) atau memiliki bentuk yang tidak beraturan (untuk kata kerja ireguler). Misalnya, bentuk past participle dari "eat" adalah "eaten."
- Tambahkan "By" Diikuti oleh Subjek (Opsional): Jika perlu, kita bisa menambahkan frasa "by" diikuti oleh subjek dari kalimat aktif untuk menunjukkan siapa yang melakukan tindakan. Namun, seperti yang sudah disebutkan, bagian ini seringkali dihilangkan jika pelaku tindakan tidak diketahui atau tidak penting.
-
Kalimat Aktif: The chef cooked the meal.
-
Kalimat Pasif: The meal was cooked by the chef.
-
Kalimat Aktif: The students are taking the exam.
-
Kalimat Pasif: The exam is being taken by the students.
| Read Also : Falcon State Park Campground: Map & Guide -
Kalimat Aktif: Someone has stolen my car.
-
Kalimat Pasif: My car has been stolen.
- Kalimat Aktif: The company launched a new product.
- Kalimat Pasif: A new product was launched.
- Kalimat Aktif: Someone broke the window.
- Kalimat Pasif: The window was broken.
- Kalimat Aktif: We conducted the experiment.
- Kalimat Pasif: The experiment was conducted.
- Salah Menggunakan Tenses: Kesalahan paling umum adalah salah menggunakan tenses pada kata kerja bantu "be". Pastikan tenses dari kata kerja bantu sesuai dengan tenses dari kata kerja utama dalam kalimat aktif. Misalnya, jika kalimat aktifnya dalam simple past tense, gunakan "was" atau "were" dalam kalimat pasif.
- Lupa Mengubah Kata Kerja ke Bentuk Past Participle: Kata kerja utama harus selalu diubah ke bentuk past participle dalam kalimat pasif. Jangan lupa untuk melakukan ini, karena ini adalah bagian penting dari struktur kalimat pasif.
- Menggunakan Kalimat Pasif Terlalu Sering: Meskipun kalimat pasif berguna dalam situasi tertentu, menggunakan terlalu banyak kalimat pasif bisa membuat tulisan terasa kaku dan sulit dibaca. Cobalah untuk menggunakan kalimat aktif lebih sering, dan gunakan kalimat pasif hanya ketika benar-benar diperlukan.
- Menghilangkan Pelaku yang Penting: Terkadang, pelaku tindakan penting untuk konteks yang sedang kita bicarakan. Dalam kasus seperti ini, jangan hilangkan frasa "by" diikuti oleh subjek. Pastikan informasi penting tidak hilang dalam proses perubahan kalimat.
- Latihan, Latihan, Latihan: Seperti halnya keterampilan lainnya, latihan adalah kunci untuk menguasai 'change to passive voice'. Coba ubah berbagai kalimat aktif menjadi kalimat pasif, dan sebaliknya. Semakin banyak kalian berlatih, semakin mudah kalian akan melakukannya.
- Perhatikan Contoh: Perhatikan bagaimana kalimat pasif digunakan dalam berbagai jenis tulisan dan percakapan. Ini akan membantu kalian memahami kapan dan bagaimana menggunakan kalimat pasif dengan tepat.
- Minta Umpan Balik: Minta teman atau guru untuk memberikan umpan balik pada latihan kalian. Ini akan membantu kalian mengidentifikasi kesalahan dan memperbaikinya.
- Gunakan Sumber Daya Online: Ada banyak sumber daya online yang dapat membantu kalian belajar tentang 'change to passive voice', termasuk latihan, kuis, dan penjelasan tata bahasa. Manfaatkan sumber daya ini untuk memperdalam pemahaman kalian.
Hey guys! Pernah denger istilah 'change to passive voice'? Mungkin sebagian dari kalian udah familiar, tapi buat yang belum, atau yang masih agak bingung, tenang aja! Artikel ini bakal ngebahas tuntas tentang apa sih sebenernya arti 'change to passive voice' itu, lengkap dengan contoh-contohnya biar makin gampang dipahami. Yuk, langsung aja kita bahas!
Apa Itu Kalimat Aktif dan Pasif?
Sebelum masuk ke 'change to passive voice', penting banget buat kita pahamin dulu perbedaan antara kalimat aktif dan kalimat pasif. Ini adalah kunci utama untuk memahami konsep ini. Bahasa Inggris, seperti bahasa lainnya, memiliki dua jenis kalimat utama ini, dan keduanya memiliki peran yang berbeda dalam komunikasi. Mari kita bedah satu per satu:
Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah jenis kalimat di mana subjek melakukan tindakan. Dalam kalimat aktif, fokus utama adalah pada pelaku atau subjek yang melakukan pekerjaan. Struktur kalimat aktif biasanya mengikuti pola Subjek + Kata Kerja + Objek (SVO). Pola ini membuat kalimat aktif terasa langsung dan jelas, karena kita tahu siapa yang melakukan apa. Coba perhatikan contoh-contoh berikut ini:
Dalam setiap contoh ini, subjek (the cat, I, she) secara aktif melakukan tindakan (chased, wrote, is reading). Kejelasan ini membuat kalimat aktif sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan tulisan yang menekankan tindakan atau peristiwa. Dalam kalimat aktif, energi kalimat terasa dinamis dan langsung.
Kalimat Pasif
Nah, sekarang kita bahas kalimat pasif. Kalimat pasif adalah jenis kalimat di mana subjek dikenai tindakan, bukan melakukan tindakan. Dalam kalimat pasif, fokus utama adalah pada objek atau hasil dari tindakan, bukan pada siapa yang melakukannya. Struktur kalimat pasif sedikit berbeda, yaitu Objek + Kata Kerja Bantu (be) + Kata Kerja Bentuk Lampau (Past Participle) + (oleh Subjek). Bagian "oleh subjek" ini seringkali dihilangkan, terutama jika pelaku tindakan tidak diketahui atau tidak penting. Contoh kalimat pasif:
Perhatikan bagaimana dalam contoh-contoh ini, fokusnya beralih dari pelaku tindakan ke objek yang dikenai tindakan. Kalimat pasif sering digunakan ketika kita ingin menekankan apa yang terjadi, bukan siapa yang melakukannya. Misalnya, dalam berita atau laporan, kalimat pasif sering digunakan untuk menjaga objektivitas atau menyembunyikan identitas pelaku.
Perbedaan Utama
Perbedaan utama antara kalimat aktif dan pasif terletak pada fokusnya. Kalimat aktif fokus pada siapa yang melakukan tindakan, sementara kalimat pasif fokus pada apa yang dikenai tindakan. Pemahaman perbedaan ini adalah langkah pertama untuk menguasai 'change to passive voice'. Dalam kalimat aktif, subjek adalah bintangnya, sedangkan dalam kalimat pasif, objeklah yang menjadi pusat perhatian. Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa memilih jenis kalimat yang paling sesuai dengan pesan yang ingin kita sampaikan.
Apa Arti 'Change to Passive Voice'?
Oke, sekarang kita masuk ke inti pembahasan, yaitu apa arti 'change to passive voice'. Secara sederhana, 'change to passive voice' adalah proses mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Ini berarti kita mengubah fokus kalimat dari pelaku tindakan (subjek) menjadi objek yang dikenai tindakan. Proses ini melibatkan beberapa perubahan tata bahasa, terutama pada kata kerja.
Kenapa Kita Melakukan 'Change to Passive Voice'?
Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa sih kita perlu melakukan 'change to passive voice'? Ada beberapa alasan utama:
Langkah-Langkah Melakukan 'Change to Passive Voice'
Sekarang, mari kita bahas langkah-langkah konkret untuk melakukan 'change to passive voice'. Proses ini melibatkan beberapa perubahan pada struktur kalimat, tetapi dengan latihan, kalian pasti bisa menguasainya.
Contoh 'Change to Passive Voice'
Biar makin jelas, yuk kita lihat beberapa contoh 'change to passive voice':
Dalam contoh-contoh ini, kita bisa melihat bagaimana objek dari kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif, dan bagaimana kata kerja bantu "be" dan past participle digunakan untuk membentuk kalimat pasif.
Kapan Sebaiknya Menggunakan Kalimat Pasif?
Setelah memahami arti 'change to passive voice' dan cara melakukannya, pertanyaan selanjutnya adalah kapan sebaiknya kita menggunakan kalimat pasif? Meskipun kalimat aktif lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari, ada situasi-situasi tertentu di mana kalimat pasif lebih tepat.
Saat Menekankan Objek
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, salah satu alasan utama menggunakan kalimat pasif adalah untuk menekankan objek. Jika objek atau hasil dari tindakan lebih penting daripada pelaku tindakan, maka kalimat pasif adalah pilihan yang tepat. Contoh:
Dalam contoh ini, jika kita ingin fokus pada produk baru yang diluncurkan, kalimat pasif lebih efektif.
Saat Pelaku Tidak Diketahui atau Tidak Penting
Jika kita tidak tahu siapa yang melakukan tindakan, atau jika pelaku tindakan tidak penting untuk konteks yang sedang kita bicarakan, kalimat pasif sangat berguna. Contoh:
Dalam contoh ini, kita tidak tahu siapa yang memecahkan jendela, jadi kalimat pasif lebih cocok.
Dalam Tulisan Formal atau Ilmiah
Dalam tulisan formal atau ilmiah, kalimat pasif sering digunakan untuk menjaga objektivitas. Dengan tidak menyebutkan pelaku tindakan, kita bisa fokus pada fakta dan hasil tanpa terkesan menyalahkan atau memihak. Contoh:
Dalam contoh ini, kalimat pasif memberikan kesan yang lebih formal dan objektif.
Untuk Variasi Gaya Penulisan
Terakhir, menggunakan kalimat pasif sesekali dapat membantu menciptakan variasi dalam gaya penulisan kita. Terlalu banyak kalimat aktif bisa membuat tulisan terasa monoton, sementara kalimat pasif bisa memberikan ritme yang berbeda dan membuat tulisan lebih menarik.
Kesalahan Umum dalam 'Change to Passive Voice'
Seperti halnya keterampilan lainnya, melakukan 'change to passive voice' juga memiliki potensi untuk melakukan kesalahan. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dan bagaimana cara menghindarinya:
Tips Menguasai 'Change to Passive Voice'
Nah, ini dia beberapa tips yang bisa kalian lakukan untuk menguasai 'change to passive voice':
Kesimpulan
Oke guys, kita udah ngebahas tuntas tentang arti 'change to passive voice', kenapa kita melakukannya, langkah-langkahnya, kapan sebaiknya digunakan, kesalahan umum yang perlu dihindari, dan tips untuk menguasainya. Intinya, 'change to passive voice' adalah keterampilan penting dalam bahasa Inggris yang memungkinkan kita untuk mengubah fokus kalimat dari pelaku tindakan menjadi objek yang dikenai tindakan.
Dengan memahami konsep ini dan berlatih secara teratur, kalian akan semakin mahir dalam menggunakan kalimat pasif dan membuat tulisan kalian lebih bervariasi dan efektif. Jadi, jangan ragu untuk terus berlatih dan mencoba menggunakan kalimat pasif dalam berbagai situasi. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Lastest News
-
-
Related News
Falcon State Park Campground: Map & Guide
Alex Braham - Nov 15, 2025 41 Views -
Related News
DIY Photoshoot: Your Guide To Stunning Home Photography
Alex Braham - Nov 17, 2025 55 Views -
Related News
Daddy Yankee: Christian Music Mix - A New Chapter?
Alex Braham - Nov 15, 2025 50 Views -
Related News
Score That Mets De Guaynabo Jersey: A Fan's Guide
Alex Braham - Nov 9, 2025 49 Views -
Related News
Pengacara Bahasa Inggris: Arti, Peran, Dan Keterampilannya
Alex Braham - Nov 15, 2025 58 Views