- Verbal: Fokus pada aksi (kata kerja).
- Nominal: Fokus pada identitas atau deskripsi (kata benda/frasa benda/kata sifat), sering pakai linking verb.
-
Positif: Subject + Verb 1 (S/ES) + Object/Complement.
- Contoh: I eat breakfast every morning. (Saya makan sarapan setiap pagi.)
- Contoh: She reads a book every night. (Dia membaca buku setiap malam.)
- Catatan: Tambahin 'S' atau 'ES' kalau subjeknya he, she, it, atau orang ketiga tunggal.
-
Negatif: Subject + do/does + not + Verb 1 (base form) + Object/Complement.
- Contoh: I do not eat meat. (Saya tidak makan daging.)
- Contoh: She does not like coffee. (Dia tidak suka kopi.)
- Catatan: Pakai do untuk I, you, we, they. Pakai does untuk he, she, it.
-
Tanya: Do/Does + Subject + Verb 1 (base form) + Object/Complement?
- Contoh: Do you play football? (Apakah kamu bermain sepak bola?)
- Contoh: Does he speak English? (Apakah dia berbicara bahasa Inggris?)
-
Positif: Subject + Verb 2 + Object/Complement.
- Contoh: I watched a movie yesterday. (Saya menonton film kemarin.)
- Contoh: They went to the park last week. (Mereka pergi ke taman minggu lalu.)
- Catatan: Verb 2 ada yang beraturan (tambah -ed) ada yang tidak beraturan (harus dihafal).
-
Negatif: Subject + did + not + Verb 1 (base form) + Object/Complement.
- Contoh: I did not see him. (Saya tidak melihatnya.)
- Contoh: She did not finish her homework. (Dia tidak menyelesaikan PR-nya.)
- Catatan: Sekali pakai 'did', kata kerjanya balik ke bentuk awal (Verb 1).
-
Tanya: Did + Subject + Verb 1 (base form) + Object/Complement?
- Contoh: Did you call me? (Apakah kamu meneleponku?)
- Contoh: Did they understand the lesson? (Apakah mereka mengerti pelajarannya?)
-
Positif: Subject + will + Verb 1 (base form) + Object/Complement.
- Contoh: I will go to Bali next month. (Saya akan pergi ke Bali bulan depan.)
- Contoh: He will help you. (Dia akan membantumu.)
-
Negatif: Subject + will + not (won't) + Verb 1 (base form) + Object/Complement.
- Contoh: I will not be there. (Saya tidak akan berada di sana.)
- Contoh: She won't forget it. (Dia tidak akan melupakannya.)
-
Tanya: Will + Subject + Verb 1 (base form) + Object/Complement?
- Contoh: Will you join us? (Maukah kamu bergabung dengan kami?)
- Contoh: Will they arrive soon? (Akankah mereka segera tiba?)
- Present Continuous: I am eating now. (Sedang terjadi sekarang).
- Past Continuous: I was eating when he called. (Sedang terjadi di masa lalu saat ada kejadian lain).
- Present Perfect: I have eaten lunch. (Sudah terjadi, dampaknya masih ada).
- Past Perfect: I had eaten before they arrived. (Terjadi sebelum kejadian lain di masa lalu).
- Future Continuous: I will be eating at 7 PM tomorrow. (Akan sedang terjadi di masa depan).
-
Present Tense: Subject + is/am/are + Noun/Adjective.
- Contoh: She is a doctor. (Dia adalah seorang dokter.)
- Contoh: I am happy. (Saya bahagia.)
- Contoh: They are students. (Mereka adalah siswa.)
- Catatan: am untuk 'I', is untuk 'he, she, it', are untuk 'you, we, they'.
-
Past Tense: Subject + was/were + Noun/Adjective.
- Contoh: He was a teacher. (Dia dulu seorang guru.)
- Contoh: We were tired. (Kami lelah.)
- Catatan: was untuk 'I, he, she, it', were untuk 'you, we, they'.
-
Negatif: Subject + is/am/are/was/were + not + Noun/Adjective.
- Contoh: She is not sad. (Dia tidak sedih.)
- Contoh: They were not present. (Mereka tidak hadir.)
-
Tanya: Is/Am/Are/Was/Were + Subject + Noun/Adjective?
- Contoh: Is he your brother? (Apakah dia saudaramu?)
- Contoh: Were you late? (Apakah kamu terlambat?)
-
Rumus Umum: Subject + Linking Verb + Noun/Adjective/Adverb.
- Contoh: The sky looks blue. (Langit terlihat biru.) - looks menghubungkan subjek 'sky' dengan deskripsi 'blue'.
- Contoh: She seems nice. (Dia kelihatannya baik.) - seems menghubungkan 'She' dengan deskripsi 'nice'.
- Contoh: He became a famous singer. (Dia menjadi penyanyi terkenal.) - became menghubungkan 'He' dengan identitas 'a famous singer'.
- Contoh: The food tastes delicious. (Makanan itu terasa lezat.) - tastes menghubungkan 'food' dengan deskripsi 'delicious'.
-
Perhatian: Linking verbs ini nggak bisa dipakai buat ngomongin aksi. Misalnya, kamu nggak bisa bilang "He looks the book" kalau maksudnya dia lagi melihat bukunya. Di situ, 'melihat' adalah aksi, jadi harus pakai verb lain.
- Contoh Present Continuous (tapi bukan aksi): This is being difficult. (Ini sedang menjadi sulit - kondisi yang sedang berlangsung).
- Contoh Past Continuous: He was being annoying. (Dia sedang bersikap menyebalkan - perilaku sementara).
- Contoh Future Simple: She will be a great leader. (Dia akan menjadi pemimpin yang hebat - prediksi identitas).
- Pikirkan Inti Kalimatnya: Apakah kamu mau ngomongin aksi yang dilakukan subjek? Kalau iya, pakai kalimat verbal. Contoh: "Saya membaca buku." (Aksi membaca).
- Pikirkan Deskripsi/Identitas: Apakah kamu mau ngasih tau siapa subjeknya, apa subjeknya, atau bagaimana keadaan subjeknya? Kalau iya, pakai kalimat nominal. Contoh: "Buku itu menarik." (Deskripsi buku).
- Perhatikan Kata Kerjanya: Kalau ada kata kerja yang jelas menunjukkan aksi (eat, run, study, play, write), itu biasanya kalimat verbal. Kalau yang ada linking verb (is, am, are, was, were, seem, become), itu biasanya kalimat nominal.
- Verbal: He runs fast. (Dia berlari cepat - fokus pada aksi berlari).
- Nominal: He is fast. (Dia cepat - fokus pada deskripsi/keadaan).
Hey guys, pernah nggak sih kalian bingung pas lagi belajar bahasa Inggris, terus nemu istilah "verbal" sama "nominal"? Nah, dua kata ini tuh penting banget buat dipahami biar grammar kalian makin kece badai! Jadi, apa sih sebenarnya rumus verbal dan nominal itu? Yuk, kita bedah bareng-bareng!
Memahami Konsep Dasar: Verbal vs. Nominal
Sebelum ngomongin rumusnya, kita harus paham dulu nih apa bedanya verbal dan nominal. Gampangnya gini, verbal itu berhubungan sama kata kerja (verb), sedangkan nominal itu berhubungan sama kata benda (noun) atau frasa benda. Dalam bahasa Indonesia, ini kayak kalimat yang intinya kata kerja atau kalimat yang intinya kata benda. Kerennya lagi, pemahaman ini bukan cuma buat bahasa Inggris aja lho, tapi juga bisa ngasih perspektif baru pas kita ngomongin struktur kalimat di bahasa lain, termasuk bahasa kita sendiri.
Kalimat Verbal: Aksi Itu Penting!
Oke, pertama kita bahas yang verbal. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Jadi, fokus utama kalimat ini adalah pada sebuah aksi atau kejadian. Contohnya gampang banget, kayak "Saya makan nasi goreng." Di sini, kata "makan" itu kan kata kerja, yang jelasin apa yang lagi dilakuin sama subjek ("Saya"). Nah, dalam bahasa Inggris, kalimat verbal ini bisa muncul dalam berbagai tenses, mulai dari present simple, past simple, future simple, sampai tenses yang lebih kompleks kayak present perfect continuous. Kuncinya, selalu ada verb aktif yang jadi bintang utamanya.
Kenapa sih kok penting banget ngertiin kalimat verbal ini? Gini guys, sebagian besar kalimat yang kita pakai sehari-hari itu adalah kalimat verbal. Kita ngomongin apa yang kita lakukan, apa yang orang lain lakukan, apa yang terjadi, dan sebagainya. Kalau kita nggak paham struktur kalimat verbal, bakal susah banget buat nyusun kalimat yang bener dan ngertiin percakapan atau tulisan orang lain. Misalnya, pas kamu mau bilang "Dia sedang membaca buku", kalau kamu bingung pake verb yang mana, bisa-bisa jadinya malah "Dia buku membaca". Nah kan, berant! Makanya, memahami rumus verbal itu esensial banget buat kelancaran komunikasi.
Dalam bahasa Inggris, struktur dasar kalimat verbal itu biasanya Subject + Verb + Object (SVO). Tapi, ini bisa bervariasi tergantung tenses dan jenis kalimatnya (kalimat positif, negatif, tanya). Misalnya, di present simple, kita punya "I eat" (Saya makan), "She eats" (Dia makan). Di past simple, "I ate" (Saya makan). Di future simple, "I will eat" (Saya akan makan). Semuanya jelas nunjukin aksi. Nah, kalau ada yang namanya verbal phrases, ini bisa jadi lebih kompleks lagi, tapi intinya tetap sama, yaitu ada verb yang mendominasi makna kalimat. Makanya, jangan sampai males belajar verb ya, guys! Hafalin bentuk-bentuknya, pahami kapan pake yang mana, biar kamu jadi jagoan grammar.
Kalimat Nominal: Identitas dan Deskripsi
Sekarang, kita geser ke yang nominal. Kalimat nominal itu kebalikannya, guys. Kalimat ini nggak fokus pada aksi, tapi lebih ke identitas, deskripsi, atau keadaan dari subjek. Predikatnya biasanya bukan kata kerja aktif, melainkan kata benda (noun), frasa benda (noun phrase), atau kata sifat (adjective). Nah, biar nyambung sama kalimat verbal, biasanya ada linking verb kayak "to be" (is, am, are, was, were) yang menghubungkan subjek dengan predikat nominalnya. Contohnya: "Dia adalah seorang guru." Di sini, "adalah" (is) menghubungkan "Dia" (subjek) dengan "seorang guru" (predikat nominal). Nggak ada aksi yang terjadi, yang ada cuma penegasan identitas.
Contoh lain yang lebih simpel lagi: "Buku itu merah." Di sini, "merah" itu kata sifat yang mendeskripsikan "Buku itu". Nggak ada aksi makan, lari, atau lompat. Cuma deskripsi warna. Atau, "Mereka teman baik." Ini juga penegasan hubungan, bukan aksi. Nah, dalam bahasa Inggris, kalimat nominal ini sering banget pakai linking verbs seperti be, seem, become, look, feel, taste, smell, sound. Misalnya, "She is a doctor." (Dia adalah seorang dokter). "He seems tired." (Dia terlihat lelah). "The soup tastes delicious." (Supnya terasa lezat). Kuncinya, linking verb ini kayak jembatan yang nyambungin subjek ke kata benda atau kata sifat yang ngejelasin dia.
Kenapa penting ngertiin kalimat nominal? Soalnya, kita kan nggak melulu ngomongin aksi. Sering banget kita perlu ngasih tau siapa seseorang, apa sesuatu, atau gimana keadaannya. Kalau kita nggak bisa bikin kalimat nominal yang bener, komunikasi kita bakal terbatas banget. Bayangin kalau kamu mau kenalin diri, tapi cuma bisa ngomong "Saya makan", "Saya lari". Nggak bisa kan ngasih tau "Saya adalah seorang pelajar" atau "Saya orang Indonesia". Makanya, menguasai kalimat nominal itu sama pentingnya dengan kalimat verbal. Ini yang bikin presentasi atau tulisan kamu jadi lebih kaya dan informatif. Tanpa ini, kamu cuma bisa ngasih tau apa yang terjadi, tapi nggak bisa ngasih tau apa itu atau siapa itu.
Inti Perbedaannya: Aksi vs. Identitas/Deskripsi
Jadi, biar makin nempel di otak, inget aja:
Pemahaman ini krusial banget, guys. Ibaratnya kayak kita mau bangun rumah, kita perlu tahu bedanya fondasi (subjek) sama dinding (predikat). Kalau fondasinya salah pasang, ya rumahnya nggak bakal kokoh. Sama kayak kalimat, kalau kita salah nentuin mana yang verbal mana yang nominal, kalimatnya bisa jadi aneh atau bahkan salah makna. Ini juga yang jadi dasar buat ngertiin struktur kalimat yang lebih kompleks, kayak passive voice atau kalimat bersyarat. Jadi, jangan anggap remeh perbedaan mendasar ini ya!
Rumus-Rumus Dasar Kalimat Verbal
Sekarang, mari kita masuk ke bagian yang lebih seru: rumus kalimat verbal! Ingat ya, ini tentang aksi, jadi pasti bakal ada kata kerja di sini.
1. Present Simple Tense (Untuk Kebiasaan & Fakta)
Ini tenses paling basic buat kalimat verbal yang kejadiannya rutin atau fakta. Rumusnya:
2. Past Simple Tense (Untuk Kejadian di Masa Lalu)
Ini buat ngomongin aksi yang udah selesai di masa lalu. Kita pakai bentuk kedua dari kata kerja (Verb 2).
3. Future Simple Tense (Untuk Rencana Masa Depan)
Ini buat ngomongin aksi yang bakal terjadi di masa depan. Pakai 'will'.
4. Tenses Lainnya (Continuous, Perfect, dll.)
Guys, ini baru permulaan lho! Masih ada banyak tenses lain yang juga termasuk kalimat verbal, kayak:
Setiap tenses ini punya rumus dan fungsi masing-masing, tapi intinya tetep sama: ada kata kerja aktif yang jadi pusat perhatiannya. Penting banget buat ngertiin perbedaan dan kapan pakainya biar nggak salah ngomong.
Rumus-Rumus Dasar Kalimat Nominal
Nah, sekarang giliran rumus kalimat nominal. Ingat, ini tentang identitas atau deskripsi, jadi nggak ada aksi utama, tapi ada linking verb.
1. Menggunakan 'to be' (is, am, are, was, were)
Ini paling sering muncul. Linking verb 'to be' menghubungkan subjek dengan kata benda (noun) atau kata sifat (adjective).
2. Menggunakan 'Linking Verbs' Lain (Seem, Become, Look, dll.)
Selain 'to be', ada banyak linking verbs lain yang juga membentuk kalimat nominal. Fungsinya sama, menghubungkan subjek dengan deskripsi atau keadaan.
3. Kalimat Nominal dalam Berbagai Tenses
Sama kayak kalimat verbal, kalimat nominal juga bisa muncul dalam berbagai tenses. Kuncinya, predikatnya tetap bukan kata kerja aktif.
Penting banget nih, guys, buat latihan terus menerus. Coba deh bikin kalimat sendiri, identifikasi mana yang verbal, mana yang nominal. Makin sering latihan, makin lancar ngomong dan nulis pakai bahasa Inggris.
Kapan Pakai yang Mana?
Oke, setelah tahu rumusnya, pertanyaan berikutnya adalah: kapan sih kita pake rumus verbal dan kapan pake rumus nominal? Ini dia triknya:
Kadang, satu ide bisa diungkapkan pake dua cara. Misalnya:
Pilihlah yang paling sesuai dengan penekanan yang ingin kamu sampaikan. Keduanya benar, tapi punya nuansa yang beda.
Kesimpulan: Kuasai Keduanya, Lancar Berbahasa!
Jadi, guys, rumus verbal dan nominal itu bukan cuma hafalan teori, tapi kunci buat ngertiin struktur kalimat secara mendalam. Kalimat verbal fokus pada aksi dengan kata kerja aktif, sementara kalimat nominal fokus pada identitas atau deskripsi yang sering dibantu linking verb. Memahami keduanya bakal bikin kamu makin pede pas ngomong, nulis, atau baca teks bahasa Inggris. Jangan males latihan ya, coba bikin contoh kalimat sebanyak-banyaknya. Makin sering kamu praktekin, makin gampang kamu nguasain bahasa Inggris. Semangat terus, guys!
Lastest News
-
-
Related News
How To Get A Nubank Black Card: The Ultimate Guide
Alex Braham - Nov 12, 2025 50 Views -
Related News
Poconos Hotels With Pools: Your Summer Splash Guide
Alex Braham - Nov 13, 2025 51 Views -
Related News
Unveiling Quique Hernández's Life: Family, Career, And More
Alex Braham - Nov 9, 2025 59 Views -
Related News
SOP Indicators: Expert Perspectives & Best Practices
Alex Braham - Nov 13, 2025 52 Views -
Related News
Tech Takes Flight: Exploring Aviation Technology
Alex Braham - Nov 13, 2025 48 Views